Posted by: kiaidelan | April 12, 2009

Satu Batang Rokok Lagi Aceh Merdeka?

motivasi-pemilu-cerdas-033Banyak orang khawatir, memprediksikan dan menebak-nebak, saat Partai Aceh berhasil menguasai parlemen (DPRA), maka upaya Aceh untuk memisahkan diri dari Indonesia tinggal sejengkal lagi. Ada yang mengistilahkan “satu isapan batang rokok lagi”.

Kekhawatiran atau apapun namanya akan berpisahnya NAD dari pangkuan Indonesia, sesungguhnya merupakan manifestasi kecintaan rakyat Indonesia akan keberlangsungan hidup negeri nyiur melambai lengkap dengan NAD. Ya, yang namanya kepulauan Nusantara adalah berjajar dari Sabang sampai Merauke. Rakyat Indonesia sudah cukup sedih, saat Timor Timur, Sipadan dan Ligitan berpisah, lepas dari pelukan Indonesia. Read More…

Posted by: kiaidelan | April 12, 2009

Mengapa Partai Aceh Menang..?

Partai Aceh Unggul Partai Aceh (PA) kian meninggalkan kompetitor politik lainnya. Hampir di semua TPS yang ada di NAD, partai lokal dibawah pimpinan Muzakkir Manaf unggul atas partai lokal lainnya. Perolehan suara rata-rata disetiap TPS mencapai 50% lebih dari jumlah pemilih yang memberikan suara. Persentase ini adalah suara yang disalurkan masyarakat pada PA maupun caleg dari PA untuk DPRK dan DPRA. Dihimpun dari catatan Serambi (10/4), perolehan suara sementara PA untuk DPRK dan DPRA yang paling mencolok terjadi kecamatan Setia, Tangan-Tangan, Manggeng dan Lembah Sabil. Di TPS 1 dan 2 gampong Rubek Meupayong, Susoh, perolehan suara caleg-caleg dari partai yang didirikan para mantan kombatan GAM ini mengungguli partai lainya. Jangankan sesama partai lokal, partai nasional pun seakan tidak dibiarkan mendapat jatah suara dari rakyat Aceh. Read More…

Posted by: kiaidelan | January 22, 2009

Sisi Gelap Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan

Oleh : Borni Kurniawan

vestival-anak-plan-145Secara formal pemerintah Indonesia secara nasional telah dan masih melaksanakan model perencanaan dan penganggaran pembangunan yang katanya berparadigma partisipatif. Kebumen dan Bantul merupakan dua kabupaten di Jateng dan Yogya yang melakukan ide pembangunan seperti itu. Di kedua kabupaten itu, perencanaan dan penganggaran pembangunan dilakukan dengan cara menghimpun sejumlah usulan dan aspirasi dari desa. musrenbangdes, musrenbangcam dan musrenbangkab seolah telah menjadi mekanisme perencanaan yang akrab bagi pemerintah di kedua kabupaten tersebut. namun benarkah mekanisme tersebut telah memberi porsi besar bagi keikutsertaan publik dalam mengarahkan roda pembangunan?

berikut anda akan diajak menyimak sebuah resensi dari sebuah buku yang bertitel “Menabur Benih Di Ladang Tandus”. Kurang lebih, buku ini mencoba menguak dibalik indahnya skema perencanaan dan penganggaran di dua kabupaten tersebut yang katanya kesohor hingga ke daerah manca. Berbasis pada pengalaman pendampingan dan advokasi sistem pembangunan di kedua kabupaten tersebut, yang ditulis para aktivis IRE Yogyakarta, termasuk salah satunya saya, mungkin akan melahirkan kritik dan gagasan dari benak pembaca semua untuk segera melakukan perbaikan sistem perencanaan dan penganggaran pembangunan di daerah para pembaca sekalian. Disamping itu, pembaca sendiri mungkin ingin pula mengkritik, menilai atau bahkan membantai untaian perspektif dan pengalaman yang ditawarkan buku tersebut. Selamat membaca..! Read More…

Posted by: kiaidelan | May 16, 2008

Tidurnya Orang Gila

Maaf kawan sedianya tulisan ini, ada gambarnya. tapi karena pada saat meng-up load, foto nya belum saya transfer ke flash disck. jadi next akan saya masukan. yah terangkat dari suatu realitas di Jl. Pahlawan. saat itu ada orang gila tidur di tepi jalan. di waktu siang, ia tak pedulikan hiruk pikuk jalanan. yang penting tidur.
Kalau sudah ngantuk kadang tidur dimanapun jadi. Di tengah keramaian publik pun seseorang bisa tidur dengan nyenyak. Seperti yang dilakukan orgil (orang gila) ini. Untuk mengobati rasa kantuknya, ia pun rela membujurkan tubuhnya di pinggir jalan raya. Lalu lalang pejalan kaki dan riuh ramai kendaraan bermotor tak dipedulikannya. Hanya ada satu cita mungkin, “tidur nyenyak, kantuk hilang”.
Orang gila adalah salah satu fenomena sosial yang lepas dari perhatian. Fenomena orang gila banyak, acap kali ditempatkan sebagai sampah masyarakat yang patut dibuang ke bak pembuangan. Sebagian besar dari kita sering mengkotakkan kata orang gila dengan “bocor alus”, “satu kaleng tidak penuh”, “saraf”,”sinting” dan sebagainya. Keberadaanya yang berlainan dengan khalayak umum menjadikan orang gila menjadi kaum terisolir. Dengan kata lain orang gila sama dengan “other”. Bahkan dalam pembagian social class, orang gila mungkin tidak dikategorikan masyarakat pinggiran (kaum marginal).
Kebumen merupakan salah satu daerah yang banyak menyimpan orang gila. Mereka menghiasi jalanan-jalanan kota, terminal, stasiun kereta api, pasar dan emper toko. Berpakaian compang-camping, kumuh, lethek, sampai dengan telanjang bulat adalah suguhan model yang tertampilkan dari seonggok tubuh dan jiwa yang sedang goncang dari seorang gila. Selain orang gila, pengemis pun kini merebak. Dari yang berperangai memelas, beralasan dua hari belum makan, sambil jualan tapi nggak laku-laku sampai yang meminta sedekah untuk membangun masjid dan pesantren bisa jadi akan kita jumpai setiap minggunya. Bagi masyarakat yang berada di kota, akan lebih sering menjumpainya, tinimbang warga pedesaan.
“Mengapa mereka gila?”,”kok semakin banyak orang gila, kenapa ya?” jangan-jangan menjadi sederet pertanyaan-pertanyaan yang jarang sekali kita ajukan saat kita berpapasan dengan orang gila. Yang ada dalam pikiran kita mungkin malah “orang gila kok sliweran di jalan”, atau bahkan no coment, hanya ada bisikan kecil di dalam hati “hi kasihan ya orang gila”.
Kebiasaan cara berpikir yang jarang sekali menjangkau pada akar masalah di balik fenomena kegilaan (madness) tak disangka telah membuat jurang pemisah antara si gila dengan si waras. Dampaknya yaitu, si waras tidak menjadikan “kegilaan” dari si gila sebagai bagian dari masalah sosial si waras yang perlu sentuhan penyelesaian dengan tidak menempatkan si gila sebagai “yang lain”. Cara berpikir demikian sepertinya kini tidak hanya terakumulasi di ruang nalar individu-individu, tapi sudah mengakumulasi dalam nalar Negara.
Tak jarang pemerintah kabupaten melakukan penggarukan, orang gila, pengemis dan ogah atau gepeng. Praktek penggarukan ini bisa jadi dilatarbelakangi suatu cara pandang bahwa “Orang gila adalah sampah keindahan kota, maka harus ditertibkan”. Segenap elemen keamanan, ada Satpol PP dan Polisi, dikerahkan untuk menangkapi orang-orang gila yang berkeliaran di jalanan, saat suatu daerah berharap mendapatkan penghargaan Adipura.
Negara sudah sedemikian rupa kehilangan cara yang baik untuk mengurangi orang gila. Sebagian besar warga yang waras pun sudah meniadakan orang gila dalam realitas social. Orang gila seperti ada dan tiada. Orang waras, Negara waras, tapi tidak bisa menguak akar masalah mengapa semakin banyak orang gila. Dan upaya menertibkan orang gila saja identik dengan mencampakan makhluk yang luhur yaitu manusia. Lalu kalau begitu siapa yang gila? Wallahu’alam

Posted by: kiaidelan | March 14, 2008

NU Pasang Iklan Cagub

Saat melintas jalan Kusuma, tepatnya di depan kantor PC NU Kebumen, tengoklah sejenak ke kantor tersebut.  tepat dibawah  tiang / saka penyangga bagian depan, terpancang poster besar bergambarkan salah satu pasangan cagub dan cawagubnya. berwarna dasar kunig, saya kira para pembaca sudah paham dari partai manakah ia berangkat. Read More…

Posted by: kiaidelan | March 13, 2008

Banyakan Pil, Senangkan Kelompok Elite

Tak ada perbahan, mungkin itu yang kita rasakan usai suara kita kasihkan kepada orang lain yang katanya akan memperbaiki kehidupan kita dengan nyalon jadi gubernur, bupati, kades, anggota DPRD sampai jadi presiden. Lalu, buat apa kita punya gawe pemilihan setiap lima tahun sebanyak 5 kali, kalau nggak ada perubahan? Mari kita renungkan! Read More…

Posted by: kiaidelan | March 13, 2008

Gabung Menggabung Menjadi Satu Untuk Elite atau Siapa?

lokakarya-shbj-076.jpgTulisan ini mendadak saya buat. Tujuannya, ben mudah ngomong dan argumentasi tidak lekas hilang dari ingatan. Ya, kala itu saya ngomong di depan kamera Ratih TV (6/3), karena diminta seorang anggota dewan dari PKB Kebumen, untuk urun rembug seputar ide penggabungan Dinas Kimprasda dengan Dinas SDA PE (Sumber Daya Air Pertambangan dan Energi). Dari pada saya Onani, ngomong sendiri pada acara Surak, saya minta jenengan temeni saya dalam acara tersebut sebagai pembicara ya!” kurang lebih demikian permitaannya kepada saya satu hari sebelumnya (5/3). Berikut catatan singkatnya. selamat membaca dan ngmentari…! Read More…

Posted by: kiaidelan | February 6, 2008

Selamat dari Banjir, Hidup di Apartemen?

Hampir satu minggu ibu kota terendam banjir

Hampir satu minggu ibu kota terendam banjir. Tak hanya jalan besar, tol, gang-gang sempit dintara perumahan rakyat pun tak lupt dari terjangan air. Curah hujan yang tinggi telah mengantarkan kota terbesar pertama di Indonesia dalam kondisi mati. Kemacetan terjadi dimana-mana. Roda ekonomi berhenti sejenak, seolah memberi penghormatan pada banjir tersebut. Pasar-pasar tradisional tak bisa beroperasi. Tak ada tawar menawar sebagaimana biasa dilakukan antara penjual dan pembeli. Bandar udara tak memberangkatkan satu pesawatpun saat banjir menutup jalan tol menuju bandara. 233 jadwal penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta terganggu disebabkan terputusnya jalan tol Sedyatmo di Km 27-29 menyusul genangan air setinggi 50-80 cm (Kompas, 2/2). Tak hanya itu landasan pacu bandara internasional tersebut juga tak luput dari genangan air dan juga adanya gangguan jarak pandang yang berada dibawah 300 meter. Padahal jarak pandang normalnya sebesar 600 meter. Selain bandara, banjir juga telah menyelimuti jalur rel kereta api di beberapa stasiun di Ibu kota. Selain mengganggu operasionalisasi keberangkatan kereta api, air juga akan mengganggu ketahanan dan kekuatan rel tersebut. Read More…

Posted by: kiaidelan | October 27, 2007

Lapas Kebumen dan Nasib Seorang Teman

Bagi kita yang masih awam, penghuni Lapas identik dengan kumpulan orang-orang terbuang karena tingkah laku mereka yang menyalahi aturan. ada yang karena mencuri, njambret, krupsi atau pun tindakan asusila. Sementara para sipir adalah orang-orang yang berjasa danbaik karena mau menjaga mereka. sungguhklan demikian. berikut saya tuliskan pengalaman saya berkunjung ke sebuah lapas di Kebumen, dekat alun-alun. sepertinya ada hikmah yang bisa dipetik dari kunjungan tersebut, dan mengetahui benar tidaknya kesan tersebut diatas. selamat membaca..! Read More…

Posted by: kiaidelan | August 24, 2007

Optimisme Semu Partai Hijau

Bagi kawan-kawan partai yang mungkin merasa marah atau bahkan marah beneran membaca tulisan ini saya mohon maaf. Tulisan ini saya sajikan ke publik semata-mata untuk saling tabayun atas kondisi politik yang menimpa perahu besar NU. Maka sebagai warga ormas hijau saya memandang perlu menuangkan dalam tulisan, karena tidak mampu menyampaikan pada komunitas elite di tubuh NU…kadoen karena saya dilokal dan bukan Gus lagi. Semoga tidak termasuk golongan orang yang gemagus. Read More…

Older Posts »

Categories